JAMBI — Bupati Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) Romi Hariyanto, memilih diam tanpa kata terkait istrinya Wirdayanti, yang dipaksakannya maju di Pemilihan Bupati (Pilbup) Tanjabtim 2024.
Bungkamnya Romi Hariyanto ini, tampak saat konfirmasi awak media ke nomor pribadinya 081174XXXXX tak digubris sama sekali oleh Bupati Tanjab Timur dua periode itu.
Sontak, sikap Romi Hariyanto yang terkesan acuh terhadap awak media ini, langsung menuai kritikan pedas dari Ketua Lembaga Keadilan Peduli Masyarakat Indonesia (LKPMI) Provinsi Jambi, Dedi Yansi.
Menurut salah satu tokoh masyarakat Jambi ini, sikap Romi Hariyanto tersebut (mengacuhkan konfirmasi awak media, red) tidak mencerminkan sikap seorang Pejabat Publik.
“Seharusnya sebagai pejabat publik, ia (Romi Hariyanto, red) harus bisa bekerjasama dengan awak media dengan merespon apa yang ditanyakan kepada dirinya. Bukan malah marah ataupun tak menggubris sama sekali pertanyaan yang diajukan kawan kawan wartawan. Romi ini sikapnya tak mencerminkan sebagai pejabat publik,” kata Dedi.
Kata dia, sikap Romi Hariyanto ini tidak mencerminkan sebagai seorang pejabat publik. “Dengan Romi memilih tak menjawab upaya konfirmasi awak media ini, semakin jelas bahwa apa disebutkan dalam pemberitaan (Romi haus kekuasaan, red) benar adanya,” sebut Dedi.
Pada pemberitaan sebelumnya, Ketua Forum Masyarakat Peduli Pilkada Jambi (FMP2J) Syaiful Bakri, prihatin atas aksi Romi yang kabarnya bakal memajukan istri Wirdayanti, di Pilkada Tanjabtim itu.
“Romi Tak tahu malu. Masyarakatkan jadi tak bersimpati lagi dengan dia. Ini bentuk haus kekuasaan yang nyata,” ungkap Syaiful Bakri kepada media, beberapa waktu lalu.
Karena menurutnya selama 10 tahun menjabat sebagai bupati semestinya sudah cukup bagi Romi untuk memenuhi “nafsu” politiknya. Tapi faktanya, Romi ternyata belum puas dengan kekuasaan.
“Makanya dia mau majukan istrinya lagi di Pilbup Tanjabtim. Apa tak puas berkuasa sepuluh tahun, tambah jadi anggota dewan tiga periode? Orang yang ber-‘nafsu’ dan haus kekuasaan seperti ini, harus diwaspadai. Biasanya dia maju untuk kepentingan pribadi bukan untuk masyarakat,” jabar Syaiful, lagi.
Selain itu, Syaiful merasa kasihan dengan istri Romi yang dipaksakan untuk maju di Pilbup Tanjabtim itu.
“Kasihan istrinya. Mestinya biarkan istri ngurus keluarga, bukan malah disuruh maju demi kekuasaan. Orang seperti ini tak pantas dipilih,” tutupnya.
Nah,ternyata permasalahan sang Bupati Tanjung Jabung Timur, Romi Hariyanto, tidak hanya itu saja (Paksakan istri maju Pibup Tanjab Timur, red). Romi juga dinilai warganya sendiri selalu memaksakan kehendak pribadi melainkan kepentingan rakyat Tanjab Timur.
Hal ini terbukti, Romi membangun Sirkuit Balap untuk menyalurkan hobinya di dunia otomotif ketimbang memperbaiki infrastruktur jalan di Tanjab Timur yang rusak parah.
Seperti yang disampaikan Hendri, Warga Desa Simbur Naik, Kabupaten Tanjung Timur. Tak sedikit kondisi jalan yang tidak layak untuk dilalui di Kabupaten Tanjab Timur, apalagi di akses jalan utama atau jalan penghubung antar desa.
“Kita bisa cek la, tidak sedikit jalan pedesaan milik kabupaten yang rusak parah di Tanjab Timur ini. Sehingga ini membuat perekonomian kami masyarakat menjadi terhambat,” kata Hendri.
Seharusnya, kata dia, Bupati Romi Hariyanto harus lebih mementingkan pembangunan infrastruktur jalan di pedesaan dari pada membangun Sirkuit Balap yang menghabiskan anggaran daerah Miliaran rupiah.
“Coba kita sama-sama hitung saja, daripada beliau (Bupati Romi, red) membangun Sirkut lebih baik memperbaiki infrastruktur jalan. Dengan dana Miliaran rupiah untuk Sirkuit, harusnya jalan di daerah terpencil di Tanjab Timur ini telah bagus dan layak lah untuk dilalui. Sehingga bisa mempermudah kami untuk menjual hasil perkebunan ke luar desa. Maaf menurut saya Bupati Romi lebih pentingkan hobinya di otomotif ketimbang bangun jalan untuk warganya,” katanya.
Tak hanya itu saja, dirinya juga menyoroti pembangunan akses jalan masuk ke Serkuit Zabak oleh SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PetroChina International Jabung Ltd.
Seharusnya, kata Hendri, pembangunan jalan Sirkuit yang dilaksanakan melalui program tanggung jawab sosial atau Program Pengembangan Masyarakat (PPM) sangatlah tidak tepat sasaran.
“Seharusnya program tanggungjawab atau Program Pengembangan Masyarakat (PPM) SKK Migas dan PertroChina ini bukan untuk membangun jalan masuk ke Serkuit melainkan membangun akses jalan yang rusak parah di wilayah pedesaan Tanjab Timur. Tentu program ini tidak ada untungnya bagi masyarakat Tanjab Timur,” tutupnya.
Pengamat : Sikap Romi Tak Mencerminkan Seorang Pejabat Publik
